LAPTOP KEHIDUPAN*


Pada hari Kamis tanggal 27 Juni 2024, sengaja penulis membawa laptop yang lama tidak dipakai ke kampus agar dibongkar oleh ahlinya, dan diambil apaun yang bisa dimanfaatkan. Pilihan pembongkaran ini dilakukan sebab tidak ada pilihan lagi, mengingat laptop ini lama "lumpuh", walaupun sebenarnya ia masih hidup dengan segala kelemahannya yang sangat mengganggu penulis. Akibat lumpuh ini, laptop akhirnya lama diungsikan dekat rak buku, mengingat sangat sayang bila langsung dibuang sebab ada banyak data yang tersimpan sepanjang hampir 10-tahunan membersamai penulis dalam duka dan gembira.

Proses pembongkaran itu pada akhirnya yang diambil dan yang betul-betul dapat dimanfaatkan secara konkrit hanyalah hardisk, sementara yang lain sulit dimanfaatkan sehingga tak perlu dipikir panjang, langsung dibuang. Pasalnya, hardisk adalah ibarat otaknya laptop, kata yang membongkar (sebut saja mas Shof), sehingga sangat disayangkan bila harus juga dibuang. Sementara dari hardisk, sangat dimungkinkan data-data apapun; mulai photo keluarga dan kegiatan, atau tulisan (opini, disertasi, naskah buku, hasil penelitian dan lain-lain) dapat diselamatkan dalam rangka dikenang kembali atau didaur-ulang agar lebih manfaat.

Dalam konteks kehidupan, laptop lama bisa disamakan dengan manusia. Jika, laptop lama dipakai, apalagi pemakaiannya agak sembarangan (seperti ditaruk di atas bantal), maka dapat dipastikan ia akan mengalami sakit-sakitan seiring berjalannya waktu. Dalam kondisi seperti ini, laptoppun akan sedikit menyusahkan pemiliknya dalam setiap pemakaian. Mulai diatasi sendiri bagi yang ahli, atau harus berkonsultasi dengan ahlinya dan atau langsung di antar ke bagian servis, ketika mendapat keluhan yang sangat berat, misal laptop mati mendadak atau secara tiba-tiba layar laptop berwarna biru dengan tulisan “Your PC ran into a problem and needs to restart Windos."

Begitu juga manusia akan mengalami proses yang sama, walau manusia bukanlah laptop sebab ia memiliki kekuatan dan akal budi. Kesamaannya pada sakit-sakitan dan “sembarangan” dalam hidup. Sebagaimana laptop, seseorang yang hidupnya sembarangan, ia akan mengalami “kropos” dalam hidupnya, dan mudah sakit-sakitan. Sembarangan dimaknai dalam konteks fisik adalah tanpa memperhatikan asupan yang sehat untuk tubuh, istirahat yang cukup dan kurang berolahraga. Sementara,  kaitan dengan rohani, sembarangan dimaknai seseorang sering kali larut dengan penyakit hati, seperti dengki atau hasud, suka adu domba, kikir dan lain sebagainya. 

Jika sembarangan berkaitan dengan fisik bisa jadi seseorang akan mudah mengalami sakit-sakitan, bahkan bisa mengalami lumpuh dalam hidup. Bukankah kondisi terkini, sakit berat seperti gagal ginjal atau stroke juga menyasar anak muda hingga anak-anak disebabkan sering minum atau makanan yang tidak sehat, misalnya makanan atau minuman siap saji. Sementara berkaitan dengan rohani, seperti hasud _misalnya__, pelakunya akan mengalami sakit rohani sebab ia akan selalu tersiksa hidupnya dalam kebencian dan ketakutan. Bukankah polemik nasab berkepanjangan yang lahir dari kebencian bukan semangat mencari kebenaran memantik sakit rohani, bahkan sakit secara sosial sebab memantik kebencian antar sesama. 

Muhasabah Diri

Kematian memang sunnahtullah bagi yang hidup, tapi menjaga kesehatan perlu diusahakan. Laptop tidak selamanya hidup seiring dengan perjalanan waktu, tapi kematiannya akan lebih cepat bila pemiliknya sembarangan menggunakannya, begitu juga kita sebagai manusia yang ceroboh pada diri sendiri. Karenanya, hidup ini perlu melakukan muhasabah diri (self-intropection) setiap saat agar tidak mengulangi hal-hal yang sama, apalagi mengulai hal-hal yang tidak produktif di dunia, lebih-lebih sebagai bekal di akhirat. 

Imam al-Mawardi dalam Kitabnya "Adab al-Dunya wa al-Din" mendefinikan bahwa muhasabah adalah:

أن يتصفح الإنسان في ليلة ما صدر من أفعال نهاره، فإن كان محموداً أمضاه واتبعه بما شاكله وضاهاه، وإن كان مذموماً استدركه إن أمكن وانتهى عن مثله في المستقبل.


“Seseorang mencari kejelasan apa yang dilakukan siang hari. Jika yang telah dilakukan termasuk hal yang terpuji, maka ia melanjutkannya dan mengiringinya dengan pekerjaan lain yang terpuji pula. Jika ia tercela, maka segera menyusul dengan kebaikan jika memungkinkan, dan mengakhirinya di masa yang akan datang.”

Ketika laptop sakit-sakit(an) atau seseorang sedang sakit akibat kolesterol atau asam urat, misalnya, maka kondisi ini harus menjadi pelajaran ketika sembuh dengan cara menghindar apapun yang berpotensi sakit kembali. Jika tetap mengulang penyebab sakit, untuk tidak mengatakan menghiraukan, maka dapat dipastikan sakit akan kembali datang sebagai sunnatullah. Bahkan dalam kondisi tertentu, sunnahtullah yang lain akan datang pula sesuai dengan takdirNya, yaitu kematian. Begitu juga, penyakit rohani bagi manusia, jika kurang melakukan muhasabah dapat dipastikan ia mengalami “kropos” rohani sehingga sulit menerima cahaya kebaikan alias “mati rohani”.

Untuk itu, Syekh Nawawi al-Bantani mengingatkan dalam kitabnya "Salalimu al-Fudhala":

احفظ المتاب عما يفسده من مخالفات الشرع فى دوام عمرك بمحاسبة أعمالك السيئة وحركاتك وخطرات قلبك ليلا ونهارا فهي التى تنهاك عن تساهل فى أمر دينك.

“Jagalah pertaubatan dari hal apapun yang melanggar syari’at sepanjang umurmu dengan cara selalu melakukan muhasabah semua perbuatan jelekmu, gerakanmu, dan suara hati baik malam atau siang. Muhasabah ini penting sebab ini mampu mencegah anda dari sikap permisif (Bahasa Jawa: gampangno) dalam urusan agamamu.” 

Umur adalah perjalanan waktu yang tidak akan terulang. Yang berlalu, tidak akan kembali lagi sekalipun sama. Ketika kita berada pada pukul 14.00 hari kamis, ia akan berbeda dengan pukul 14.00 di hari Jum’at. Karenanya, menjadi rugi bila kita tidak melakukan muhasabah setiap saat sebab seseorang akan mudah meremehkan perjalanan umurnya tanpa upaya serius untuk lebih baik dari hari ke hari. Muhasabah mendidik seseorang untuk sadar diri; sadar tentang sejauh mana perjalanan umur selama ini, akankah benar-benar sudah mendekat menuju pencapaian hakekat hidup. 

Akhirnya, laptop kehidupan adalah soal hidup bermanfaat bagi yang lain. Kalaupun kita tidak berbuat baik dengan sempurna, minimal berusaha tidak menyakiti orang lain, termasuk mahluk yang lain. Dengan cara ini diharapkan ada bagian-bagian amal __walau kecil secara fisik dalam pandangan manusia_, ternyata menjadi sebab mendapat rahmat Allah SWT. sebagaimana hardisk itu memberikan manfaat, walau harus berpisah dari fisik besar laptop. Bukankan ada cerita, pelacur yang selamat karena memberi minum anjing atau perempuan yang celaka hidupnya karena menyiksa kucing. Jadi, jangan pernah meremehkan kebaikan kepada yang lain, sekecil apapun kebaikan itu. SELAMAT JALAN LAPTOPKU.@

*Wasid Mansyur (Dosen FAHUM UINSA)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.