MENAKAR SINERGI KAUM PERGERAKAN (Catatan Pelantikan IKA PMII Jatim)
Wasid Mansyur
(Lulusan MAPABA-PKD Tahun 1999)
Hari ahad, tanggal 12 Juni 2022 akan digelar Pelantikan Pengurus Wilayah dan Rakerwil IKA PMII Jawa Timur Masa Khidmat 2022-2027 di Hotel Bumi Surabaya.
Gelaran akbar ini menarik sebab melibatkan kehadiran beberapa pihak, khususnya alumni
PMII dari berbagai cabang di Jawa Timur hingga stake holder pemerintahan
se-Jatim yang memiliki ikatan moral dengan PMII. Pastinya, di hari itu, sejenak
Surabaya akan diramaikan dengan bendera kuning berbintang sembilan; simbol perhelatan
kaum pergerakan dalam bingkai IKA PMII Jatim.
Ada hal menarik dari gelaran akbar Pelantikan dan Rakerwil IKA
PMII Jatim kali ini, yaitu pilihan tema yang sangat progresif berjudul “Sinergi
Potensi untuk Jatim Bangkit.” Pilihan tema ini diyakini tidak hadir dari ruang hampa
atau tanpa sebab, melainkan berdasarkan fakta di lapangan bahwa kader-kader alumni
PMII sangat kompleks dan menyebar di berbagai
lini kehidupan. Kader-kader PMII berdiaspora dari ruang yang sangat beragam;
mulai menjadi pengasuh pesantren (kiai/ustadz), akademisi, aktif di LSM, Politisi
hingga penguasa.
Karenanya, kata “Sinergi” menjadi kata progresif sebab
akan menggerakkan kebersamaan antar individu untuk mengabdi bagi agama dan negara
dalam semangat keislaman dan keindonesiaan. Kata “Sinergi” memiliki hubungan
erat dengan kata “Pergerakan”, yakni sama-sama ada semangat untuk berbuat nyata
mewujudkan impian menjadi kenyataan.
..............
Untuk itu, ada dua hal makna, mengapa kaum pergerakan
harus Bersinergi. Pertama, hidup ini tidak bisa mengandalkan pontensi diri
sendiri. Sekuat apapun potensi kita, penulis meyakini potensi itu kurang memberikan
arti apa-apa untuk berkontestasi dengan pihak lain dalam ruang yang terbuka sehingga
membutuhkan potensi-potensi di luar potensi yang dikuasainya. Dengan bersinergi,
kelemahan kita akan ditopang dengan kekuatan yang lain, begitu juga sebaliknya.
Mahbub Djunaidi dalam artikelnya berjudul "Risiko" (1992) pernah mengatakan: “Betapapun
hebatnya pimpinan, pasti masih ada celah yang dikecam orang. Jika ia sukses di suatu
bidang, ia akan disindir orang di bidang yang lain.” artinya, apa yang katakan Sahabat
Mahbub mengingatkan agar kita tidak “sok percaya diri” atas kemampuan diri
sendiri sehingga tidak mau bersinergi –bahkan menolak bersinergi-- dengan yang
lain. Dengan bersinergi, lebih-lebih bersinergi antar sahabat, bukan saja
memudahkan impian itu terwujud, tapi meminimalisir segala potensi resiko yang
dihadapi dalam setiap pikir dan tindakan yang dilakukan .
Kedua, terwujudkan kebersamaan dalam gerak. Maksudnya,
bersinergi adalah mempertemukan kesamaan kepentingan. Bersinergi bukan tidak
ada perbedaan, melainkan memposisikan perbedaan antar individu sebagai kekuatan
baru sehingga menjadi kekuatan yang lebih besar. Kader-kader PMII berdiaspora
di berbergai tempat, tapi sangat disayangkan bila potensi-potensi itu
berserakan tanpa ada sinergi antar sahabat dalam merancang kepentingan yang
lebih besar dan lebih bermanfaat bagi agama dan bangsa.
Dalam konteks sejarah bangsa, penulis meyakini posisi
bangsa Indonesia yang diperhitungkan di hadapan bangsa lain hingga akhirnya mencapai
kemerdekaan tidak bisa dilepaskan adanya spirit antar elemen anak bangsa yang
berbeda menyatu dalam kepentingan bangsa. Ada kelompok Islam, dan ada juga
kelompok nasionalis yang memiliki kepentingan yang berbeda-beda, bahkan dalam
konteks tertentu perbedaan itu menyulut kontestasi kekuasaan yang tidak pernah
selesai hingga saat ini.
Tapi, dalam konteks merebutkan kemerdekaan, sekaligus
peneguhan ideologi bangsa, elemen bangsa –baik dari kelompok Islam maupun
Nasionalis—mudah tersatukan, dan mudah bersinergi. Pasalnya, tanpa ada
persatuan dan sinergi kekuatan, penulis yakin tidak ada kemerdekaan, dan tidak
ada Pancasila serta UUD 1945 sebagai pengikat ideologis antar anak bangsa yang
beragam suku, agama, dan bahasa.
Akhirnya, selamat atas Pelantikan dan Rakerwil IKA PMII
Jawa Timur. Semoga sinergitas itu benar-benar terwujud dalam semua gerak juang
dan pengabdian kader-kader PMII ikut serta membangun Jawa Timur. Pastinya, membangun
dalam konteks yang lebih besar, yakni membumikan semangat keislaman dan keindonesiaan
dalam semua lini kehidupan dengan bentuk mewujudkan kemaslahatan, terlibat dalam
pengentasan kemiskinan dan isu-isu sosial lainnya. Semoga Amin…
Leave a Comment