ORANG BESAR: TANTANGAN ADALAH ENERGI
Wasid Mansyur
Itulah
percikan penuh makna dan bernas yang disampaikan oleh Rais Aam PBNU, KH
Miftahul Ahyar disela-sela peringatan Maulid Nabi Muhammad di dalem H. Zayadi
Gayungan (mertua Gus Ahmad Najib AR/ketua LTN NU Jatim), bersama para kiai,
habaib dan masyarakat luas, 21/12/2019.
Apa yang disampai Kiai Miftah, menurut penulis, bukan tanpa
alasan mengingat fakta sejarah menyebutkan bahwa kehidupan Nabi Muhammad sejak
kelahirannya hingga beliau wafat selalu penuh dengan tantangan. Bahkan,
rintanganpun selalu datang, ketika beliau menyebarkan dakwah Islam kepada
masyarakat Arab.
Hal ini
bisa dilihat, misalnya tulisan Sayyid Muhammad ibn Alawi al-Maliki al-Hasani
dalam bukunya "Muhammad SAW: al-Insan al-Kamil (Muhammad SAW manusia
Palipurna), yang menyebutkan sosok agung Nabi Muhammad selalu merajut hidupnya
dalam semangat tantangan, bahkan rintangan yang diurai menjadi energi positif
dalam semua aktivitas.
Pertama,
dalam beribadah Nabi Muhammad dikenal sangat taat. Bahkan dalam salah satu
riwayat diceritakan sampai mata kakinya bengkak. Karenanya, Sayyid Muhammad
menyembutkan, hal 177, sebagai berikut:
وكان منهاجه صلى الله عليه وسلم في العبادة أنه إذا عمل عملا أثبته
وداوم عليه.
"Metode
Nabi SAW. dalam beribadah adalah, Jika beliau mengerjakan amalan baik, niscaya
konsisten dan kontinu"
Sekilas
ini aneh, mestinya, menurut penulis, Nabi Muhammad tidak perlu serius-serius
beribadah sebab beliau dijamin masuk surga. Tapi, Nabi Muhammad mengajarkan
agar kita tidak boleh lengah dalam hidup, hanya karena sudah ada jaminan selamat
dari Allah SWT. Kelengahan adalah awal dari bencana diakibatkan merasa berada
dalam zona nyaman atau ada jaminan. Karenanya, jaminan itu dipandang oleh
Beliau sebagai tantangan untuk tetap merawat kepatuhan dan ketertundukan yang
tulus kepada Allah sebagai bentuk rasa syukur (afala akuna 'abdan Syakuro).
Kedua,
dalam konteks politik yang dilakukan oleh Nabi Muhammad, ketika merancang
peradaban Islam di kota Madinah. Keragaman masyarakat Madinah adalah tantangan,
sekaligus kekuatan mengingat fanatisme kesukuan sangat kuat, belum lagi
kontestasi antar umat yang beragam tidak bisa dihindarkan, yang mudah menjadi
letupan konflik yang tidak pernah usai.
Keragaman
adalah tantangan, yang jika tidak dikelola dengan baik berpotensi bagi
perpecahan umat. Di kota Madinah, Nabi Muhammad hadir membawa pesan damai dalam
keragaman. Keragaman yang awalnya sebagai tantangan, di tangan dingin Beliau
menjadi energi positif. Kaitan dengan ini, Sayyid Muhammad mengatakan? Hal 185,
sebagai berikut:
ومن سياسته صلى الله عليه وسلم الرشيدة فى حياته الأولى فى المدينة
أنه لما رأى عدم تجانس أفراد المجتمع لاختلاف عقائدهم، شرع فى وضع نظام يضمن حقوق
الجميع ويكفل حرية العقيدة وحرمة الدماء والأموال والأعراض تجعلهم جميعا مكلفين
بالدفاع عن البلاد أمام أية اعتداءات عليه متكلفين فى الحرب والسلم.
"Diantara
kebijakan politik Nabi SAW dalam kehidupan pertama di Madinah adalah ketika
beliau melihat keragaman masyarakat Madinah karena perbedaan aqidah, maka
beliau segera membuat konstitusi yang memuat hak-hak semuanya, menanggung
kebebasan berakidah, serta menghormati darah, harta dan hak-hak pribadi. Semua
harus berkomitmen membela negara dalam bingkai kesepakatan diwaktu perang dan
damai"
Oleh
karenanya, bagi orang besar seperti Nabi Muhammad, tantangan adalah energi;
energi untuk berusaha dewasa dan tidak putus asah mencari solusi dalam
mewujudkan ketaatan total pada Allah dan menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan dengan melihat segala perbedaan sebagai energi bagi persatuan umat
sebagaimana Beliau mewariskan Piagam Madinah.
Dalam
konteks yang berbeda, kita juga bisa melihat tokoh-tokoh besar lahir dari
tantangan yang besar pula. Sebut saja, misalnya KH. Hasyim Asy'ari, KH. Wahab
Hasbullah, Ir. Soekarno, Drs. Moch Hatta, Mahatma Gandi, Mao Zedong, Nelson
Mandela hingga Gus Dur. Beliau-beliau memiliki mimpi besar untuk membangun
negerinya, dengan tantangan besar yang menjadi energi positif untuk tetap kuat
dan konsisten pada nilai-nilai idealisme pergerakan yang telah diyakini.
Akhirnya,
dawuh Kiai Miftahul Ahyar layak menjadi pegangan bagi kita sebagaimana
disebutkan diawal tulisan ini. Artinya, jangan mudah patah semangat karena
adanya rintangan dan tantangan. Jadikan ia sebagai energi agar kita dewasa
menentukan langkah idealisme sesuai dengan apa yang diimpikan.
Semoga
akhir tahun ini dan memasuki tahun 2020, kita dikuatkan untuk lepas dari
tantangan dan rintangan menuju pilihan produktif agar menjadi manusia yang
lebih bermanfaat sebab orang besar adalah yang mereka memberikan manfaat lebih
kepada yang lain, sekaligus mewarisi kebajikan bagi generasi setelahnya.
Amin...
Leave a Comment