MDS RIJALUL ANSOR: KADER HARUS MENJAGA WARISAN GUS DUR
Bulan Desember adalah bulan Gus Dur. Kita
mengenang beliau melalui Haulnya yang ke 10, bukan hanya momentum berdo’a untuk
beliau. Tapi sekaligus bagamana kita terus memperjuangkan agar warisan beliau
dalam berpikir dan bertindak menjadi jalan keteladanan bagi kita, khususnya
kader Rijalul Ansor se-Jatim. Salah satu warisan Gus Dur adalah kecanggian Gus
Dur dalam membumikan nilai-nilai luhur dalam trilogi ukhuwah, yakni
persaudaraan sesama Muslim (ukhuwah
islamiyyah), persaudaran sesama Bangsa (ukhuwah
wathaniyyah), dan persaudaraan sesama Manusia (ukhuwah basyariyyah).
Gus Dur mampu mempraktikkan trilogi
persaudaraan ini sehingga tidak saling menghilangkan atau keluar dari pakemnya.
Pasalnya, semua dilakukan oleh beliau dalam koledor dan semangat yang tepat dan
sama sehingga ketika beliau meninggal tidak hanya Muslim yang merasa kehilangan
–khususnya warga Nahdliyin--, tapi juga sesama anak bangsa dari lintas agama,
bahkan semua umat manusia.
Itulah salah satu sambutan yang disampaikan
oleh Gus H. Nailurrahman atau biasa dipanggil Gus Amak Idris dalam acara
bertajuk “Pengajian Akhir Tahun dan Haul Gus Dur ke-10 bersama Pengurus dan
Anggota MDS Rijalul Ansor se-Jatim di Gedung Graha Ansor Jawa Timur, 30
Desember 2019. Selain itu, forum ini juga menjadi ajang silaturrahim antara
kader dan ta’aruf dengan nahkoda baru MDS Rijalul Ansor Jatim, Gus Amak, yang
sebelumnya dipegang oleh Gus H. Abdul Wahab.
Sementara itu, sekretaris PW GP Ansor Jatim
Ra H. A. Ghufron Sirodj dalam sambutannya mewakili ketua PW GP Ansor menyambut
baik acara ini sebab ini adalah para poros langit. Untuk itu, Rijalul Ansor
harus melakukan inovasi dalam berdakwah agar sesuai dengan kebutuhan kalangan
millenial. Pastinya, kita sebagai organisasi tetap harus niat –sesuai amanat
ketua—bahwa apa yang kita lakukan dalam rangka menjadi pelayan para kiai.
Apapun yang diputuskan oleh para kiai PWNU Jatim harus kita kawal dan kita
taati, tegas Ra Gopong panggilan akrabnya.
Karenanya, Gus H. Abdul Wahab selaku mantan
ketua Rijalul Ansor Jatim juga mengingatkan bahwa Rijalalul Ansor adalah
organisasi harakah atau pergerakan. Untuk menguatkan organisasi dan
memperjuangkan nilai-nilai Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah, kita harus sama-sama
bergerak, lebih-lebih pengurus.
Salah satunya adalah istiqamah merajutkan
komunikasi dengan baik di tingkatan cabang-cabang dengan sering melakukan silaturrahim
dan menghadiri acara-acara cabang. Jika ini berjalan dengan baik, saya yakin akan menjadi amal yang baik bagi
kita, termasuk bagi keberlangsungan NU dan NKRI, tegas Gus Wahab.
Sekali lagi, Gus Amak menambahkan, melalui
Gus Dur kita sudah diajarkan bagaimana bersikap dengan baik dengan siapapun,
meskipun dari itu kita harus menegaskan bahwa Aswaja al-Nahdliyah adalah keyakinan
yang membedakan dengan kelompok lain sehingga harus terus kita perjuangkan.
Karenanya, jangan mudah dipengaruhi
kelompok lain yang selalu mengatakan bahwa kita sama-sama Islam, tapi
kenyataannya kita sendiri yang sering disalahkan sebagai pelaku bid’ah. Maka
pergaulan harus serba hati-hati, dan kita sebagai kader Rijalul Ansor harus
kuat serta bisa mempengaruhi, pungkasnya.
Forum Pengajian Akhir Tahun dan Haul Gus
Dur bersama PW MDS Rijalul Ansor Jatim berakhir dengan doa. Selanjutnya,
diadakan ramah tamah plus makan talaman sebagaimana menjadi rutinan kegiatan
pengajian tiap bulan dalam menguatkan organisasi dan akidah Aswaja kader.
Leave a Comment