LTN NU Harus Perkuat Budaya Literasi
Secara historis kelahiran Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul
Ulama (LTN NU) adalah dalam rangka agar budaya literasi berkembang di
lingkungan nahdliyin dengan semangat menyusun dan menyebarkan karya-karya
kepada khalayak umat dalam rangka mensosialisasi nilai-nilai ideologis yang
diperjuangan NU. Keberadaannya dikaitkan dengan hasil rekomendasi muktamar NU
ke-27 di Situbondo tahun 1984, yang secara sah ditetapkan keberadaannya pada
awal kepemimpinan ketua umum PBNU KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Pernyataan di atas adalah salah satu ungkapan awal yang di
sampaikan oleh Gus H. Ahmad Najib AR dalam sebuah forum bertajuk Harlah ke 35
LTN NU di Gedung Markas Besar Oelama (MBO)
Jl. Satria RT. 17 Rw. 03 Kedungrejo Waru Sidoarjo. Acara ini cukup
ramai sebab didatangi bukan saja dari
aktivis LTN NU Jawa Timur, tapi juga dihadiri oleh anggota Ansor, Banser, IPNU,
IPPNU dan Fatayat Waru Sidoarjo, kamis 12 Desember 2019.
Menariknya, acara yang sebenarnya dalam rangka Harlah ke 35
LTN NU, tapi di isi oleh beberapa agenda mulai pembacaan sholawat Nabi Muhammad
Saw, tahlil untuk para muassis NU, istighasah, dan diskusi terbuka dengan tema MBO
Reborn: Menghidupkan Kembali Perjuangan Ulama dengan pemantik diskusi Rijal
Mumazziq Zionis dan Ayung Notonegoro.
Semua peserta khusuk berdo’a, apalagi bertepatan dengan malam
Jum’at, sekaligus tempatnya juga penuh kesakralan –sekalipun gedung tua—sebab
mengingatkan bagaimana para santri-ulama pesantren dan NU berkumpul melakukan
koordinasi menyusun kekuatan; baik lahir dan batin dengan “gemblengan” dalam
rangka menyerang pasukan penjajah yang mulai merangsek masuk kota Surabaya dan
sekitarnya.
Karenanya, spirit perjuangan ulama di MBO harus menjadi titik
pijak kesadaran bagi kita semua agar senantiasa melek literasi sebagai fokus
gerakan LTN NU. Bukan hanya kader LTN NU, tapi juga semua kader milenial NU.
Bahkan, dengan kesadaran literasi ini diharapkan sejarah-sejarah serpihan
kaitan dengan perjuangan ulama membela NKRI dalam dirangkai dengan baik sesuai
dengan fakta-fakta lokal, terlebih sejarah MBO sebagai markas berkumpulnya
ulama dari berbagai daerah yang sampai hari ini sejarahnya belum utuh
terungkap, tegas Gus Najib.
Acara harlah LTN NU ke 35 dan diskusi terbuka kaitan dengan
MBO sukses berkat dukungan dan kerjasama MWC NU Waru, PAC GP Ansor Waru dan Tim
MBO PWNU Jawa Timur. Salah satu kepakatan forum ini adalah kajian sejarah yang
diadakan di MBO, semoga terus berlanjut dan tidak berhenti disini sehingga terus
memberikan makna dan menambah pengetahuan; setidaknya dalam rangka menghidupkan
kembali perjuangan ulama di MBO.
Leave a Comment